Perawatan Burung Murai Batu


Perawatan Murai Batu – murai batu juga tergolong sebagai salah satu pengicau kontes yang sangat digemari saat ini. Pasalnya disamping memiliki perawakan dengan ekor panjang yang indah nan menawan,  burung bernama ilmiah Copsychus malabaricus ini ternyata juga mempunyai gacoran yang lantang (ngeplong) dan cukup menjanjikan. Sehubungan dengan suara murai batu yang mana banyak dibilang mumpuni, adapun beberapa variasi kicau yang mampu dilantunkan olehnya antara lain ngalas, nembak, ngerol, ngekek dan sebagainya.
 Namun untuk memperoleh murai batu yang mumpuni, khususnya pada segi suara, tentu bukanlah perkara yang instan. Bisa dibilang begitu, sebab selain pada ketepatan pemberian pakan, setelan harian perawatan murai batu juga sangat menentukan prospek untuk kedepannya. Kalau kebutuhan berbagai macam nutrisi seperti protein dan vitamin yang ada pada makanan telah terpenuhi dengan baik, begitupun rawatan murai batu yang diberikan sudah sesuai dengan karakter burung, maka niscaya ia akan lekas rajin buka paruh dengan variasi suara yang lebih beragam.Mengingat pola perawatan murai batu bakalan / dewasa mana saja yang sangat menentukan potensi burung untuk kedepannya, sebenarnya tidaklah terlalu rumit untuk diterapkan. Sebab rawatan murai batu harian agar bisa cepat gacor, bisa dilakukan dengan cara mengatur setelan pakan yang berupa EF, rutin memaster menggunakan burung yang sudah gacor master, dan dengan perawatan yang mana diberikan seolah-olah hampir sama persisnya ketika ia sedang berada di alam bebas. Untuk lebih lengkapnya lagi mengenai perawatan murai batu biar gacor, sebagaimana berikut ini;


1.     Pakan Extra Fooding (EF)

Segala Jenis EF (Ekstra Fooding) atau pakan tambahan memang bagus bagi tumbuh kembang burung, Adapun jenis EF yang banyak diberikan kepada murai batu antara lain jangkrik, kroto, belalang hijau, cacing tanah, ulat hongkong, ulat bambu / ulat bumbung, dan sebagainya. Namun perlu diketahui bahwa pemberian EF yang berlebihan justru dapat membuat burung jadi over birahi. Dan over birahi sendiri cenderung menyebabkan burung menjadi enggan untuk buka paruh. Oleh karena itu ada baiknya jika penyajian EF lebih diperhatikan atau disesuaikan dengan kebutuhan burung itu sendiri.Untuk EF yang harus lebih diperhatikan karena sangat berisiko adalah ulat hongkong. Dimana kalau diberikan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan karakter burung, maka dampak buruknya yaitu bisa menyebabkan burung menjadi mudah terkena penyakit katarak yang menyerang bagian mata. Selain ulat hongkong, jenis EF lain yang juga dapat mendatangkan dampak kurang bagus ialah kroto. Memberikan kroto dengan jumlah yang berlebihan dipercaya bisa meningkatkan suhu panas pada tubuh burung. Panas tubuh yang berlangsung secara berkepanjangan, banyak diyakini bisa membuat burung jadi rentan over birahi dan mabung tidak tepat pada waktunya. ulat bambu dipercaya mampu menetralisir burung yang over birahi. Selain pakan, perawatan murai batu terbaik bisa menyandingkannya dengan burung master.


2.     Pemasteran Burung

Selain dengan setelan pakan, melatih atau memaster menggunakan burung yang sudah gacor juga merupakan cara perawatan agar murai batu menjadi gacor, yang mana sangat menentukan potensi untuk kedepannya. Untuk bahan isian suara master tidak hanya bisa dengan memanfaatkan gacoran burung sejenis saja. Akan tetapi juga bisa mengandalkan suara burung jenis lain sesuai dengan variasi yang diinginkan. Apabila mengindamkan agar murai batu memiliki variasi rapat berdurasi panjang, maka ia bisa dimaster dengan menggunakan suara ciblek / prenjak, cililin, tengkek buto, dsb. Namun kalau ingin variasinya jadi ngerol panjang, suara kenari dan blackthroat adalah pilihan yang tepat.


3. Penjemuran Burung

Langsung saja sobat kicaukan, berikut ini beberapa cara menjemur burung kicau yang baik dan benar :
1. Teknik penjemuranSaat menjemur burung murai anda, sebaiknya anda tidak mengerodong sangkar, terlebih bagi anda yang tinggal di daerah yang bercuaca panas. Karena apa? Karena jika anda menjemur burung dengan mengerodong sangkarnya, maka burung akan kepanasan dan bisa menyebabkan terengah-engah dan bahkan mati akibat kurangnya oksigen dan udara yang pengap.
2. Waktu penjemuranUntuk waktu penjemuran burung kicau, sebaiknya anda memilih waktu di pagi hari sebelum fajar menjemput. Kenapa? Karena di pagi hari udara masih segar dan belum terlalu banyak terkontaminasi debu dan polusi. Pada saat sebelum fajar datang, ada banyak embun yang baik untuk kesehatan burung, yaitu untuk kesegaran burung. Namun bagi anda yang masih repot di waktu tersebut, bisa ditolerir asalkan tidak lebih dari jam 9-10 pagi karena saat itu sinar matahari/UV sudah cukup terik sehingga tidak begitu bagus untuk menjemur burung kicau. Sinar matahari yang terlalu panas justru akan merusak bulu burung dan tentunya mengurangi penampilannya. Tetapi jika anda punya tujuan tertentu, misalnya persiapan lomba, untuk menguruskan burung, maka waktu jemur di atas jam 9 pagi tidaklah mengapa.


Komentar